Kamis, 22 Desember 2011

Nilai yang tekandung dalam Novel Hafalan Shalat Delisa

Nama : Jullia Van Gobel
NPM : 20109496
Kelas : 3KB01

Nilai yang tekandung dalam Novel Hafalan Shalat Delisa yaitu Nilai-nilai Pendidikan Akhlak, diantaranya:

1. Nilai Pendidikan Akhlak Terhadap ALLAH : Shalat, Dzikir, Berdoa kepada ALLAH, ikhlas menerima takdir dari ALLAH, takut akan siksaan ALLAH, dan takut akan kehilangan rahmat ALLAH.

2. Nilai Pendidikan Akhlak terhadap Keluarga : Saling Menghormati, Berbakti kepada Kedua Orang Tua, menyanyagi dan mencintai Keluarga.

3. Nilai Pendidikan Akhlak terhadap Diri Sendiri : Sabar, Jujur, Ikhlas, Syukur, Optimis, Tolong Menolong, Bekerja Keras dan Disiplin.

Sinopsis Novel Hafalan Shalat Delisa

Nama : Jullia Van Gobel
NPM : 20109496
Kelas : 3KB01


Hafalan Shalat Delisa

Delisa, gadis kecil berusia 6 tahun,anak bungsu dari Ummi Salamah dan Abi Usman. Kakak-kakak delisa bernama Cut Fatimah berusia 16 tahun, siswi kelas 1 di Madrasah Aliyah, Cut Aisyah dan Cut Zahra. Cut Aisyah dan Cut Zahra merupakan saudara kembar, mereka duduk di kelas 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lhok Nga. Meskipun mereka berdua saudara kembar, tapi mereka mempunyai sifat yang jauh berbeda. Keluarga Abi Usman tinggal di Banda Aceh, tepatnya di Lhok Nga. Abi, panggilan untuk ayahnya bekerja di tanker perusahaan minyak Internasional. Berkeliling dari satu benua ke benua yang lain, membawa ribuan meter kubik minyak mentah. Hanya setiap 3 bulan sekali Abi bisa pulang ke rumahnya dan berkumpul dengan keluarganya. Sedangkan Ummi, panggilan untuk Ibu mereka, tinggal bersama anak-anaknya di komplek perumahan sederhana yang dekat sekali dengan tubir pantai Lhok Nga.

Suatu hari, Delisa mendapat tugas dari Ibu Guru Nur (guru Delisa di Sekolah), yakni menghafal bacaan-bacaan shalat yang akan di praktekkan di depan Ibu Nur tepatnya pada tanggal 24 Des 2004. Sebagai motivasi agar delisa bisa menghafal bacaan-bacaan shalat tersebut, Ummi membelikan Delisa sebuah Kalung emas seberat 2 gram berliontin D untuk Delisa yang di beli oleh Ummi di Toko Kok Acan (Pemilik Toko Emas Langganan Keluarga Abi Usman). Delisa sangat seneng, tak sabar ingin mengenakan kalung tersebut.

Pagi yang cerah tepatnya tanggal 26 Des 2004, Delisa mempraktekan hafalan shalatnya di depan kelas. Tiba-tiba ketika Delisa usai ber-takbiratul-ihram, dasar bumi terban, lantai laut retak seketika, tanah bergetar dahsyat, menjalar menggetarkan dunia ratus ribuan kilometer. Bumi bagaikan di goyang tangan raksasa, air laut seketika bagai mendidih, tersedot ke dalam rekahan maha luas. Gempa berkekuatan 8,9 SR itu membuat air laut teraduk, Tsunami menyusul menyapu daratan, menjadi tangan malaikat pencabut nyawa. Tapi delisa tetap khusu’,terus melafadzkan hafalan shalatnya. Namun, terjangan air laut yang sangat kuat menghayutkan semua yang ada, Delisa roboh dan hanyut terbawa air laut.

Peristiwa itu menewaskan sekitar 3.000 orang yang ada di Banda Aceh, Sumatera Utara dan sekitarnya. Termasuk Ummi Delisa, dan ketiga kakaknya, serta Ibu Guru Nur juga tewas dalam peristiwa itu, untung saja Delisa bisa selamat, karena Ibu Guru Nur sempat mengikat tubuh Delisa di atas papan seerat dengan menggunakan kerudung milik Ibu Nur yang robek. Selama 6 hari Delisa pingsan tak sadarkan diri, dalam pingsannya dia bermimpi bertemu dengan Ummi,Kak Fatimah,Kak Aisyah dan Kak Zahra,yang pergi meninggalkan Delisa tanpa mengajaknya pergi bersama mereka. Sampai akhirnya Delisa sadar,tapi Delisa tidak bisa bergerak, kaki kanannya terjepit di sela-sela dahan semak, tubuh mungilnya terjembab di atas semak-belukar. Siku kanan Delisa juga patah. Delisa menggantung terbaring tidak berdaya.

Beberapa hari kemudian, Delisa akhirnya di temukan oleh Prajurit Smith yang kemudian menjadi mu’alaf dan berganti nama menjadi Prajurit Salam. Pancaran cahaya Delisa telah mampu memberikan hidayah pada Prajurit Smith untuk pindah ke Agama Islam. Kemudian Delisa di rawat oleh Suster Shopi dan Kak Ubai, meraka adalah sekarelawan yang berada di atas kapal Angkatan Laut Amerika, mereka menyayangi Delisa. Dalam perawatannya, Delisa tidak sadarkan diri, keadaannya tidak kunjung membaik. Sampai ketika seorang ibu yang dirawat di sebelah Delisa melakukan shalat tahajud, pada bacaan sholat dimana hari itu hafalan sholat Delisa terputus, Delisa pun sadar,namun kaki delisa harus di amputasi, Delisa pun menerima semua kenyataan ini tanpa mengeluh sedikit pun, luka jahitan dan lebam di sekujur tubuhnya tidak membuatnya putus asa, bahkan kondisi itu pun membawa Delisa bertemu dengan Abinya.Abi Delisa pulang dari Kanada untuk melihat keadaan keluarganya setelah mendengar kabar tsunami di Aceh santer seantore di dunia. Abi sangat sedih melihat keadaan Lhok Nga yang sudah datar, tinggal puing-puing. Kabar telah di kuburkannya Fatimah,Aisyah dan Zahra membuat Abi semakin sedih. Mendengar Delisa masih hidup, Abi merasa masih ada harapan, kesedihan Abi berkurang, meskipun belum ada kabar tentang Ummi.

Setelah bertemu dengan Abi, Delisa pun menceritakan semuanya dengan tenang. Tidak terlihat sebuah penyesalan dan pembangkangan, dari kakinya yang sudah di amputasi, tangannya yang patah, kepalanya yang botak karena luka, dan giginya yang tinggal dua. Abi tidak menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya, menerima takdir yang telah di gariskan oleh ALLAH.

Beberapa bulan pasca tsunami, Delisa sudah bisa menerima keadaan yang sangat pahit itu, dia memulai kembali kehidupan dari awal bersama Abinya. Hidup di posko-posko yang di dirikan sukarelawan local maupun sukarelawan asing. Hidup dengan orang-orang yang senasib, mereka korban tsunami yang kehilangan keluarga, sahabat, teman dan orang-orang terdekat. Waktu pun berlalu, Delisa mulai masuk sekolah kembali. Sekolah yang di buka oleh tenaga sukarelawan. Dan tugas yang di anggap berat berikutnya bagi Delisa adalah mengembalikan hafalan shalatnya. Hafalan shalatnya hilang begitu saja, namun becana yang melanda Aceh tersebut membuat Delisa lebih dewasa, lebih memahami makna ikhlas. Ikhlas untuk menerima keadaan, dan yang terpenting ikhlas untuk menghafal bacaan shalatnya. Delisa sadar bahwa selama ini dia berusaha menghafal bacaan shalat bukan karena ALLAH, Delisa tidak tulus, tapi semata-mata hanya karena ingin mendapatkan sebatang coklat, sebuah kalung berliontin D untuk Delisa, dan untuk mendapatkan sepeda.

Ketika Delisa sedang tidur, dia bermimpi bertemu dengan Umminya, yang menunjukan kalung milik Delisa itu dan meminta Delisa untuk menyelesaikan kembali hafalan bacaan shalatnya yang sempat hilang dari ingatannya. Mimpi tersebut ternyata memberi kekuatan kepada Delisa yang membawa dia pada kemudahan untuk menghafal kembali bacaan shalat tersebut. Akhirnya Delisa mampu melakukan Shalat Asharnya dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang telupa dan terbalik dari bacaan shalatnya karena ALLAH.

Sore itu, Sabtu, 21 Mei 2005, setelah shalat Ashar, ketika Delisa sedang mencuci tangan di tepi sungai, Delisa melihat pantulan cahaya matahari senja dari sebuah benda yang terjuntai di semak belukar, berada di seberangan sungai. Mendadak hati Delisa gentar. Delisa berkata “ Ya ALLAH, bukankah itu seuntai kalung?” , ternyata Delisa benar, benda itu adalah sebuah kalung yanh indah, kalung yang berliontin huruf D untuk Delisa. Delisa yakin, kalung itu adalah kalung yang dibelinya di toko Koh Acan bersama Umi, kalung untuk hadiah hafalan shalatnya.

Yang membuat Delisa bertambah terkejut, kalung itu ternyata bukan tersangkut di dedahanan, tidak juga tersangkut di dedaunan. Tetapi kalung itu tersangkut di tangan, tangan yang sudah menjadi kerangka, sempurna kerangka manusia, putih tulang-belulang, utuh bersandarkan semak belukar tersebut. Tangan itu adalah jasad tangan Ummi yang sudah 3 bulan lebih menggenggam kalung emas seberat 2 gram berliontin huruf D, D untuk Delisa. Delisa pun mendesis lemah, detik berikutnya ia jatuh terjembab ke dalam sejuknya air sungai. Delisa buncah oleh sejuta persaan itu.

Sabtu, 17 Desember 2011

Royal Wedding ala Kraton Yogyakarta

Nama : Jullia Van Gobel
NPM : 20109496
Kelas : 3KB01


Pernikahan Achmad Ubaidillah dengan Gusti Raden Ajeng Nurastuti Wijareni

Pernikahan Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Raden Ajeng Nurastuti Wijareni atau Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara dengan Achmad Ubaidillah atau Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudhanegara seperti menjadi sebuah mata air penyegar. Sebuah bukti bahwa budaya asli Indonesia masih belum tergerus dengan arus moderenisasi.

Dari 2.500 undangan yang dikirimkan, Sri Sultan Hamengku Buwono tidak hanya mengundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Budiono saja sebagai orang penting no.1 di Indonesia beserta seluruh kabinet menteri Indonesia bersatu. Lebih dari itu, berbagai pemuka pemerintahan negara lainnya pun ikut hadir. Mulai dari Duta Besar hingga Perdana Menteri.Fakta ini membuktikan bahwa nama harum bangsa Indonesia, khususnya Yogyakarta, masih terpancar dari acara agung ini. Ritual budaya pada proses pernikahan ini seakan menjadi nilai jual yang sangat berharga di balik turunnya berbagai prestasi kita di mata dunia.

Prosesi pernikahan agung tersebut juga menyedot perhatian para turis yang berasal dari mancanegara. Seperti yang diucapkan oleh ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, sedikitnya ada sekitar 50 turis asal Jepang yang dipastikan hadir ingin menyaksikan pernikahan putri bungsu Raja Nagari Ngayogyakarta itu. Ditambah lagi dengan wisatawan dari Eropa, Australia dan Amerika. Untuk acara tersebut, telah disediakan sekitar 200 angkringan yang dapat dinikmati dengan gratis.

Banyaknya wisatawan yang ingin menyaksikan pernikahan itu secara langsung juga tentu menjadi berkah tersendiri bagi pedagang, penyedia jasa penginapan, penyedia jasa transportasi dan yang lainnya. Intinya, pernikahan kerajaan Keraton Kesultanan Yogyakarta ini sepatutnya harus dimanfaatkan dengan baik, karena akan mempertontonkan seni dan budaya yang dimiliki Indonesia. Yang artinya dapat dijadikan sebagai momentum untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki pernikahan seperti apa yang diselenggarakan Kerajaan Inggris.

Selain sebagai simbol tradisi dan adat istiadat Jawa, rangkaian upacara pernikahan ini pun menjadi simbol politik pada masa raja-raja dahulu. Keunikan dari rangkaian upacara yang memiliki nilai budaya dan tradisi tinggi ini memang patut dilestarikan demi keutuhan budaya Jawa. Tidak hanya itu, tiap-tiap prosesi pernikahan Royal Wedding ala Kraton Ngayogyakarta ini pun sebagai simbol kekayaan tradisi dan kebudayaan Indonesia.

Untuk itulah, apresiasi yang sama sudah sepatutnya diberikan oleh bangsa Indonesia ditengah semakin terkikisnya budaya tradisional asli Indonesia yang tergerus oleh gerak modernisasi.

Tips & Trik Menghindari Pencurian Pulsa

Nama : Jullia Van Gobel
NPM : 20109496
Kelas : 3KB01

Tips dan Trik

1. Kenali layanan dan nomor shortcode yang anda ikuti, untuk berhenti berlangganan secara default, biasanya dengan mengirim sms dengan format UNREG atau STOP lalu kirim ke nomor shortcode masing-masing layanan premium tersebut.
2. Jika anda tidak tau nama layanan sms premium yang aktif di ponsel, anda bisa menghubungi agen atau customer masing-masing operator.
3. Bagi pelanggan Telkomsel, ketik "111" untuk kartu Halo dan ketik "116" untuk kartu Simpati/AS tekan yes lalu pilih "3. Informasi Konten anda" , kemudian akan muncul menu selanjutnya, pilih "1.Berhenti berlangganan semua" untuk memtikan semua service.
4. Untuk pelnggan Flexi,kirim sms ke 222 dengan mengetikan sms "list", kemudian tunggu sms balasan yang berisi daftar list layanan yang diikuti, setelah itu muncul info sms premium, kemudian UNREG layanan yang diikuti.
5. Untuk pelanggan Indosat, ketik STOP lalu kirim sms ke nomor layanan sms premium yang ingin di hentikan.
6. Untuk Operator lain, silahkan hubungi customer care masing-masing operator untuk menanyakan secara langsung tentang masalah penyedotan pulsa anda.
7. Anda dapat melakukan layanan Pemerintah yaitu melalui BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) dengan cara menhubungi nomor telepon : 0815-89-30000, selain itu anda juga dapat mengirimkan email ke alamat berikut : pengaduan@brti.or.id

Persaingan antara Android dan iPhone

Nama : Jullia Van Gobel
NPM : 20109496
kelas : 3KB01

iPhone vs Android

Persaingan antara iPhone dan Android atau dapat dikatakan persaingan iOS dan Android. iOS adalah Operating System (sistem operasi) yang digunakan oleh iPhone, iPad, dan iPod Touch yang merupakan keluaran dari Apple, Inc. Sedangkan Android adalah Operating System keluaran dari Google.
Yang membuat persaingan antar kedua teknologi ini menjadi menarik bukan hanya fitur-fitur yang ditawarkannya saja. Tetapi persaingan antar kedua Operating System ini mengingatkan kita kembali pada persaingan antara Operating System Mac dan Windows pada awal tahun 90an lalu. Kala itu Apple membanggakan sistem operasi Macintosh yang dibuatnya, sistem operasi ini menawarkan penggunaan Mouse dan GUI (Graphical User Interface) seperti yang kita gunakan saat ini jauh sebelum Windows memperkenalkannya. Pada saat Apple mengenalkan GUI dalam Macintosh, Microsoft masih berkutat dengan sistem operasi DOS. Lalu Microsoft mengeluarkan sistem operasi Windows yang menawarkan GUI. Hal ini kemudian menjadi perdebatan antara Apple dan Microsoft karena Apple mengklaim bahwa merekalah yang menciptakan GUI, dan menuding Microsoft meniru mereka. Namun pada akhirnya memang penjualan Windows jauh mengalahkan penjualan dari Macintosh. Hal ini bukan semata karena sistem operasi Macintosh kalah dibandingkan dengan Windows saja, tapi strategi pemasaran yang keliru serta terbukanya sistem Windows yang membuat menang. Kala itu (sampai pada saat ini) Macintosh hanya diproduksi oleh Apple saja. Sedangkan Windows, hampir semua komputer rakitan bisa menjalankan Windows. Hal ini menyebabkan harga jual Windows yang lebih murah dan lebih menarik bagi kebanyakan orang.
Mari kita kembali ke tahun 2010. Saat ini terkecuali di Indonesia, penjualan iPhone dan Android mengalami peningkatan yang pesat dan terjadi persaingan yang ketat antara keduanya. BlackBerry pun kewalahan menghadapi peningkatan penjualan kedua sistem ini. Pada beberapa waktu yang lalu, di Amerika Serikat, BlackBerry memangkas harga jual BlackBerry Torch jauh dibawah harga awalnya karena kalah bersaing dengan iPhone 4.
iPhone dan Android mengingatkan kita pada Mac vs Windows. Dimana yang satu diproduksi oleh satu perusahaan saja dan bersifat tertutup (iPhone), sementara sistem yang lain dapat dipakai pada berbagai macam handphone buatan perusahaan manapun (Android). Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah siapa pemenangnya? Memang kalau dilihat pangsa pasar pada saat ini, penjualan iPhone masih sedikit di atas Android, tapi perkembangan Android yang sangat pesat memungkinkan sistem operasi berlogo robot hijau ini untuk menyalip penjualan iPhone. Memang agak kurang adil membandingkan penjualan Android dan iPhone, karena dilihat dari variasi handphone yang ditawarkan Android menawarkan lebih dari 30 macam variasi model handphone dari berbagai pabrikan (Samsung, Motorola, HTC, bahkan Nexian). Sedangkan iPhone hanya menawarkan 2 macam tipe saja saat ini (iPhone 3Gs dan iPhone 4). Tetapi salah satu ukuran kesuksesan adalah tingkat penjualan.
Apple tentu sudah belajar banyak dari kesalahan dan kekalahan mereka dari persaingan Mac dan Windows. Tetapi hingga saat ini belum ada langkah dari Apple untuk memperluas pembuatan iPhone seperti halnya Android. Saat ini strategi yang dilakukan oleh Apple adalah dengan memperluas penggunaan iOS pada iPad, sebuah tablet PC yang dioperasikan dengan touch screen sepenuhnya. Namun hal ini lagi-lagi juga diikuti oleh Android yang mulai memperkenalkan beberapa tablet andalannya.
Setelah sempat menggadang-gadang bahwa iPhone akan menjadi handphone publik, bukan suatu produk eksklusif seperti halnya Mac. Nampaknya Apple harus bersiap-siap untuk kembali kalah dalam hal penjualan dari Android yang kembali menegaskan citra Apple bahwa produk yang diciptakannya adalah produk ekslusif yang hanya dipakai oleh sebagian orang saja.