Sabtu, 17 Desember 2011

Royal Wedding ala Kraton Yogyakarta

Nama : Jullia Van Gobel
NPM : 20109496
Kelas : 3KB01


Pernikahan Achmad Ubaidillah dengan Gusti Raden Ajeng Nurastuti Wijareni

Pernikahan Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Raden Ajeng Nurastuti Wijareni atau Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara dengan Achmad Ubaidillah atau Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudhanegara seperti menjadi sebuah mata air penyegar. Sebuah bukti bahwa budaya asli Indonesia masih belum tergerus dengan arus moderenisasi.

Dari 2.500 undangan yang dikirimkan, Sri Sultan Hamengku Buwono tidak hanya mengundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Budiono saja sebagai orang penting no.1 di Indonesia beserta seluruh kabinet menteri Indonesia bersatu. Lebih dari itu, berbagai pemuka pemerintahan negara lainnya pun ikut hadir. Mulai dari Duta Besar hingga Perdana Menteri.Fakta ini membuktikan bahwa nama harum bangsa Indonesia, khususnya Yogyakarta, masih terpancar dari acara agung ini. Ritual budaya pada proses pernikahan ini seakan menjadi nilai jual yang sangat berharga di balik turunnya berbagai prestasi kita di mata dunia.

Prosesi pernikahan agung tersebut juga menyedot perhatian para turis yang berasal dari mancanegara. Seperti yang diucapkan oleh ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, sedikitnya ada sekitar 50 turis asal Jepang yang dipastikan hadir ingin menyaksikan pernikahan putri bungsu Raja Nagari Ngayogyakarta itu. Ditambah lagi dengan wisatawan dari Eropa, Australia dan Amerika. Untuk acara tersebut, telah disediakan sekitar 200 angkringan yang dapat dinikmati dengan gratis.

Banyaknya wisatawan yang ingin menyaksikan pernikahan itu secara langsung juga tentu menjadi berkah tersendiri bagi pedagang, penyedia jasa penginapan, penyedia jasa transportasi dan yang lainnya. Intinya, pernikahan kerajaan Keraton Kesultanan Yogyakarta ini sepatutnya harus dimanfaatkan dengan baik, karena akan mempertontonkan seni dan budaya yang dimiliki Indonesia. Yang artinya dapat dijadikan sebagai momentum untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki pernikahan seperti apa yang diselenggarakan Kerajaan Inggris.

Selain sebagai simbol tradisi dan adat istiadat Jawa, rangkaian upacara pernikahan ini pun menjadi simbol politik pada masa raja-raja dahulu. Keunikan dari rangkaian upacara yang memiliki nilai budaya dan tradisi tinggi ini memang patut dilestarikan demi keutuhan budaya Jawa. Tidak hanya itu, tiap-tiap prosesi pernikahan Royal Wedding ala Kraton Ngayogyakarta ini pun sebagai simbol kekayaan tradisi dan kebudayaan Indonesia.

Untuk itulah, apresiasi yang sama sudah sepatutnya diberikan oleh bangsa Indonesia ditengah semakin terkikisnya budaya tradisional asli Indonesia yang tergerus oleh gerak modernisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar