Senin, 02 Januari 2012

Anak Rentan Terinfeksi HIV/AIDS

Kasus HIV/AIDS di Jawa Barat relatif tinggi hingga menempati urutan ketiga setelah Jakarta dan Jawa Timur. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun rawan terinfeksi penyakit ini. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dari tahun 1989 sampai September 2011 jumlah kumulatif penderita AIDS dan HIV positif tercatat 3.925 kasus AIDS dan 2.354 kasus HIV.Dari data tersebut, sebanyak 934 kasus AIDS dan 614 kasus HIV adalah perempuan yang juga merupakan calon ibu. Adapun sisanya,2.982 kasus AIDS dan 1.528 kasus HIV dijangkit para lelaki.

Dari 26 kabupaten dan kotamadya yang ada di Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung menempati urutan pertama sebanyak 1.570 kasus AIDS dan 851 kasus HIV. Diikuti Kota Bekasi (581 kasus AIDS dan 154 kasus HIV),Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung, hingga yang terakhir Kota Majalengka dan Kota Banjar.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Dr Hj Alma Luchyati MKes MHKes ”Faktor utama penyebabnya adalah penyalahgunaan obat terlarang dan hubungan seks bebas”. Karena itu, tidak ada cara lain selain bekerja sama dengan berbagai institusi dan sektor swasta guna melakukan intervensi untuk mengoptimal kan upaya pencegahan dan pengobatan pasien HIV/AIDS di Tanah Pasundan ini.

Salah satunya dengan memperluas penyediaan akses layanan pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak (Prevention Mother To Child Transmission/ PMTCT). Program PMTCT ini hasil kolaborasi Dinkes Pemprov Jawa Barat dengan Frisian Flag Indonesia,Komisi Penanggulangan AIDSNasional (KPAN), Perkumpu lan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berkata “Program ini merupakan tindakan pencegahan seperti pemberian obat antiretroviral, persalinan seksio sesarea, asupan gizi yang tepat bagi anak, dan pemeriksaan kesehatan berkala bagi ibu dan anak”. Sementara itu, Dr Bagus Rahman Prabowo, perwakilan WHO Jawa Barat dan Konsultan Ahli Program PMTCT, mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan penularan HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara.

Sebanyak 26.400 orang mengidap AIDS dan lebih dari 66.600 orang telah terinfeksi HIV positif. Bagus menyebutkan, jumlah perempuan yang menderita HIV/AIDS mencapai 88.000, mereka berusia 15 tahun ke atas—berdasarkan data WHO. “Karena itu, perluasan program edukasi dan penanggulangan infeksi HIV/AIDS dari ibu ke anak yang dilakukan secara berkesinambungan, sangat dibutuhkan sebagai salah satu solusi dalam menurunkan risiko penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak,” kata Bagus.

Angka kejadian HIV/AIDS di kalangan perempuan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, yaitu 13% pada tahun 2011, 21% pada tahun 2007, dan mencapai 33% pada tahun 2010.Situasi ini menempatkan anak pada posisi rentan dengan HIV/AIDS dari orang tuanya dalam proses persalinan, menyusui, dan melalui media lain seperti transfusi darah.

“Tanpa ada intervensi apa pun,sekitar 15%–30% ibu yang terinfeksi HIV menularkan infeksi HIV selama masa kehamilan dan pada saat proses persalinan,” tutur Dr Nirmala Kesumah MHA, Manajer dan Konselor Klinik Teratai RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. Pemberian air susu ibu, lanjutNirmala, jugameningkatkan risiko penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak sekitar 10-15%.

Dengan begitu,kemungkinan penularan 25%-45%, namun dengan intervensi PMTCT risiko penularan turun menjadi 2 %. Di Klinik Teratai,sejak 2007 telah dilakukan kegiatan active case finding,provider-initiated tesiting & counselling (PITC) dan screening kelompok rentan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar